Kisah nyata ini saya tulis dari sebuah perjalanan anak manusia yang ingin menemukan jati dirinya, dalam keteguhan hatinya,dia mampu bertahan dari segala yang menyakitkannya.Tetapi dia juga manusia , dari segi kekuatannya tetap saja ada celah kelemahan dalam dirinya.hingga usianya yang sudah masuk pertengahanpun masih banyak goncangan-goncangan dalam hidupnya.Mampukah dia menjalani kehidupannya?
Bucek namanya,pemuda desa ini dari kecil dirawat kakeknya,karena ibunya meninggal 7 hari setelah melahirk dirinya,sedangkan ayahnya sibuk sendiri dengan usaha kayunya,dan sangat jarang sekali menjumpai anaknya.Dengan kakeknyalah Bucek tumbuh hingga dewasa.Kakeknya seorang Perangkat desa yang di segani dari sebuah desa pelosok di kecamatan Baron kabupaten Nganjuk.Kakeknya begitu menyayangi Bucek hingga apa yang di minta selalu di penuhi.
6 Agustus 1991.Langkah gontai tak terarah Bucek keluar dari halaman sebuah kampus universitas Teknik di Sidoarjo.Wajahnya begitu murung,Nampak sekali ada sebuah problema besar yang membebani pikirannya.Dengan motor Honda CB kesayangannya,Bucek membanting arah yang tadinya berniat pulang , berubah arah menuju ke kawasan Komplek dinas AL di Juanda.Sampailah dia di Pos pemeriksaan Mess Anggota.
“Selamat sore pak,Bisa ketemu dengan Kopral Subyakto?”tanyanya.” Silahkan , Adik lurus saja,nanti tanya di Komplek Satria No.8”jawab penjaga.Bergegas Bucek menuju arah yang di tunjukkan oleh penjaga tadi,Dan akhirnya sampailah pada tempat yang di maksud.
“Mas,….”sapanya pada seseorang.”Hey…bud,karo sopo?,gimana kabarnya keluarga ?....”tanya Subyakto yang kelihatan senang dengan kehadiran Bucek.”Sehat aja kok mas,”jawab Bucek sambil mengambil rokok dari tangan Subyakto.”Tapi kenapa kok kelihatan burek wajahmu,ada apa?”tanyanya Subyakto lagi.belum sempat Bucek menjawab pertanyaannya,” Sik, tunggu sebentar aku ambil dompet dulu,trus kita di kantin aja biar enak ngobrole” kata Subyakto
Tak lama kemudian sampailah mereka berdua di sebuah kantin yang memang hanya beberapa meter dari Kamar asrama Subyakto.Duah buah Es Degan dan beberapa macam makanan gorengan tersedia di mejanya.” Mas…” , Bucek mengawali pembicaraan.” Ya Bud ada apa ?,dari tadi mas mes mas mes !,ayo ngomong ada apa? “desak Subyakto.” Mbah Nang (baca:Kakek) sakit mas,sudah 4 hari inap di rumah sakit Satiti Kertosono”.”Loh ..piye to,katanya tadi keluarga sehat semua ?”,Wajah Subyakto kaget.” Nggak tahu mas,katanya sepulang dari sawah pusing.Trus kelihatan parah,akhirnya kami bawa ke rumah sakit “.jawab Bucek.
Bersambung…………
Bucek namanya,pemuda desa ini dari kecil dirawat kakeknya,karena ibunya meninggal 7 hari setelah melahirk dirinya,sedangkan ayahnya sibuk sendiri dengan usaha kayunya,dan sangat jarang sekali menjumpai anaknya.Dengan kakeknyalah Bucek tumbuh hingga dewasa.Kakeknya seorang Perangkat desa yang di segani dari sebuah desa pelosok di kecamatan Baron kabupaten Nganjuk.Kakeknya begitu menyayangi Bucek hingga apa yang di minta selalu di penuhi.
6 Agustus 1991.Langkah gontai tak terarah Bucek keluar dari halaman sebuah kampus universitas Teknik di Sidoarjo.Wajahnya begitu murung,Nampak sekali ada sebuah problema besar yang membebani pikirannya.Dengan motor Honda CB kesayangannya,Bucek membanting arah yang tadinya berniat pulang , berubah arah menuju ke kawasan Komplek dinas AL di Juanda.Sampailah dia di Pos pemeriksaan Mess Anggota.
“Selamat sore pak,Bisa ketemu dengan Kopral Subyakto?”tanyanya.” Silahkan , Adik lurus saja,nanti tanya di Komplek Satria No.8”jawab penjaga.Bergegas Bucek menuju arah yang di tunjukkan oleh penjaga tadi,Dan akhirnya sampailah pada tempat yang di maksud.
“Mas,….”sapanya pada seseorang.”Hey…bud,karo sopo?,gimana kabarnya keluarga ?....”tanya Subyakto yang kelihatan senang dengan kehadiran Bucek.”Sehat aja kok mas,”jawab Bucek sambil mengambil rokok dari tangan Subyakto.”Tapi kenapa kok kelihatan burek wajahmu,ada apa?”tanyanya Subyakto lagi.belum sempat Bucek menjawab pertanyaannya,” Sik, tunggu sebentar aku ambil dompet dulu,trus kita di kantin aja biar enak ngobrole” kata Subyakto
Tak lama kemudian sampailah mereka berdua di sebuah kantin yang memang hanya beberapa meter dari Kamar asrama Subyakto.Duah buah Es Degan dan beberapa macam makanan gorengan tersedia di mejanya.” Mas…” , Bucek mengawali pembicaraan.” Ya Bud ada apa ?,dari tadi mas mes mas mes !,ayo ngomong ada apa? “desak Subyakto.” Mbah Nang (baca:Kakek) sakit mas,sudah 4 hari inap di rumah sakit Satiti Kertosono”.”Loh ..piye to,katanya tadi keluarga sehat semua ?”,Wajah Subyakto kaget.” Nggak tahu mas,katanya sepulang dari sawah pusing.Trus kelihatan parah,akhirnya kami bawa ke rumah sakit “.jawab Bucek.
Bersambung…………